Selasa, 20 November 2012

Aku ingin Engkau Ya Robb

Ketika ku bersedih…
Kepada siapa aku harus mengadu…
Ketika hatiku lara…
Kepada siapa aku menyalah…
Hanya ada Allah ta’ala disampingku, yang selalu memberiku kekuatan…
Memberi ku harapan akan terangnya dunia ini

Ketika aku bersedih…
Ingatlah tentang ini :

Kenapa Rasa Frustasi?
Al-Qur’an menjawab :
“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamu lah orang2 yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang2 yang beriman” (Surat Al-Imran : 139)

Kenapa Aku tidak mendapat apa yang aku idamkan?
Al-Quran menjawab :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat sangat baik bagi mu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Surat Al-Baqarah : 216)

Kenapa aku di uji?
Al-Quran menjawab :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :”Kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya dia mengetahui orang2 yang benar dan dia mengetahui orang2 yg dusta” (Surat Al-Ankabut : 2-3)

Aku tak tahan!!
Al-Quran menjawab :
“…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum kafir” (Surat Yusuf : 12)

Kenapa Ujian Seberat ini?
Al-Qur’an menjawab :
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Surat Al-Baqarah : 286)

Dan bagaimana aku harus menghadapinya?
Al-Qur’an menjawab :
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang2 yang khusyuk”(surat Al-Baqarah : 45)

Kepada siapa aku berharap?
Al-Quran menjawab :
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain dari Nya. Hanya kepada Nya aku bertawakal” (surat At-Taubah : 129)

Apa yang aku dapat dari semua ini?
Al-Quran menjawab :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka…” (surat At-Taubah : 111)

Dan selalu ingatlah ini :
“… Allah SWT tidak menjanjikan langit itu selalu biru, bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa Dia selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum disetiap air mata, berkah disetiap cobaan dan jawaban disetiap doa…”


Rabu, 01 Desember 2010

Etika Kepribadian VS Karakter


Etika Kepribadian Vs. Karakter

 
Ada dua teori dominan suatu pencapaian kesuksesan dalam literatur 200 tahun yang lalu, yakni etika kepribadian dan etika karakter. Etika kepribadian  telah ada dari nenek moyang kita sejak Perang Dunia I. Sebelumnya, etika karakterlah yang lebih dominan. Sesuai dengan  etika karakter, adalah sangat penting untuk memfokuskan pada menyatukan prinsip-prinsip kehidupan yang efektif kepada salah satu karakter. Prosesnya mungkin panjang, tetapi menjalani suatu karakter, termasuk cara pandang yang efektif tentang dunia, adalah perolehan suatu akar yang mana perilaku mengalir dan berlangsung begitu mendasar. Etika karakter melihat perkembangan tersendiri sebagai proses jangka panjang yang mendasari pencapaian hasil sesuai hukum memanen tanaman. mesuai dengan etika kepribadian, disana  suatu keahlian dan teknik bisa dipelajari dan menjadi citra publik, suatu  kepribadian dan sikap bisa berkembang menghasilkan kesuksesan. Masalahnya, terkadang kita mungkin tidak berpendirian dan dangkal. Ide-ide itu bisa membantu ketika mereka mengalir secara alamiah dari suatu karakter yang baik dan motif-motif yang benar, tetapi itu menjadi hal yang tidak begitu penting (di etika kepribadian).
Suatu paradigma adalah suatu model, teori atau penjelasan tentang sesuatu. Ini adalah “lensa” dari pendapat yang berkembang sebelumnya dari bangsa tentang bagaimana kita memandang dunia. Jika paradigma kita tidak dekat dengan kenyataan, sikap kita, perilaku dan tanggapan tidak akan menjadi efektif atau pas. Kita akan menjadi hilang sebagaimana seseorang yang mencoba berjalan di Chicago dengan peta New York.

Ringkasan Padat
Kita hanya bisa menyelesaikan kemajuan berlipat (kuantum) dalam kehidupan kita jika kita menyelesaikan peralihan paradigma sehingga lebih akurat dan efektif dalam memandang dunia. Beberapa pergeseran paradigma mungkin terjadi cepat (kenyataan yang terang benderang), beberapa berjalan lambat (perubahan karakter).
The Seven habits adalah suatu paradigma yang berpusat pada prinsip. Prinsip adalah pegangan tingkah laku manusia yang menjamin daya tahan, suatu nilai permanen adalah hal mendasar. 


Dibuat Oleh, Doel.

Rabu, 17 November 2010

Dari Ketergantungan Ke saling-ketergantungan











Dari Ketergantungan 
Ke saling-ketergantungan

Karakter kita adalah gabungan dari kebiasaan (habits) kita.Merubah kebiasaan memang sulit, tapi bisa dikerjakan dengan komitmen yang sungguh kuat. Suatu kebiasaan (baik) bisa didefnisikan sebagai persilangan antara pengetahuan (knowledge) ,  keahlian (skills) dan  keinginan (desire). Perubahan merupakan siklus proses dari “menjadi” dan “melihat”.
Tujuan kita adalah bergerak secara progresif pada rangkaian dari ketergantungan menuju kemandirian kemudian saling-ketergantungan. Meskipun kemandirian adalah paradigma masyarakat kita saat ini, kita bisa menyempurnakan lebih banyak dengan kerjasama dan spesialisasi. Bagaimanapun, kita mesti mencapai keadaan kemandirian sebelum kita bisa memilih saling-ketergantungan.  Kebiasaan 1, 2 dan 3 (Menjadi Proaktif, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, dan Dahulukan yang Utama) merupakan perlakuan dengan keunggulan pribadi. Itu adalah “keunggulan diri sendiri” yang diperlukan sehingga karakter berkembang. Keunggulan pribadi men-dahului kemenangan publik. Kebiasaan 4, 5 dan 6 adalah lebih merupakan orientasi kepribadian dengan keunggulan publik dari kerja tim, kerjasama dan Komunikasi.
Kebiasaan 7 adalah kebiasaan dari Pembaharuan, menciptakan spiral keatas dari pertumbuhan dan perkembangan. Efektivitas terletak dalam keseimbangan dari Produksi (P) dan membangun Kapasitas Produksi (PC). Secara organisasi, Prinsip PC adalah untuk selalu merawat pekerja anda sebagaimana anda inginkan kepada mereka, agar merawat pelanggan terbaik anda. Kita mesti mengerti bahwa konstribusi terbaik dari pekerja kita - dalam hati dan pikiran mereka - adalah sebagaimana menjadi pekerja sukarela atau sepenuh hati, mereka bekerja karena menginginkan hal itu terjadi. Proses ini tumbuh secara evolusi, namun efeknya akan menjadi revolusioner.

Rabu, 10 November 2010

Mulailah Dengan Akhir Sebuah Pikiran


Mulailah Dengan Akhir Sebuah Pikiran

Ketika kita mulai pada akhir sebuah pikiran kita memiliki arahan pribadi pada aktifitas sehari - hari,tanpa ada pada pergerakan pada sasaran kita. mulai dari akhir dari sebuah pemikiran adalah bagian dari kepemimpinan pribadi, Pengendalian darikehidupan yang kita miliki.
   Segala Sesuatu dibuat dua kali kita menciptakan pertama tama dalam pikiran kita, dan kemudian kita mengerjakan secara fisik. dan pengendalian dari penciptaan pertama milik kita, kita bisa menulis dan menulis ulang naskah, dengan demikian kita bisa melakukan beberapa kontrol dan pertanggung jawaban hasil dan akibatnya. kita menulis dan mengulang tulisan dengan menggunakan angan angan dan hati kita. 

     Ada aspek besar dari manajemen pribadi dan bisnis. Pertama adalah kepemimpinan apa yg ingin kita selesaikan?. Kedua adalah management, bagaimana saya bisa menyelesaikan dengan sebaik baiknya?. Ketiga produktifitas mengerjakanya?. sesuai dengan Peter Drucker dan Warren Bennis. Manajemen adalah mengerjakan sesuatu dengan benar, Kepemimpinan adalah kebenaran mengerjakan sesuatu. Titik awal dipermulaan di akhir sebuah pikiran adalah mengembangkan pernyataan Misi, Flosof atau paham pribadi. ini akan membantumu fokus pada apa yang kamu inginkan.menjadi karakter mengerjakan kontribusi dan pencapainan pada nilai nilai prinsip atas dasar keadaan dan apa yang dikerjakan olehmu.

     Pernyataan misi pribadi memberikan kita suatu pusattumpuan yang tidak berubah, dimana kita bisa berurusan dengan perubahan exsternal. Victor Frankel Mengembangkan suatu flosof yang disebut " logoterapy ". Logoterapi membantu seseorang merasakan arti dan misi unik dalam hidup dengan memeriksa kembali visi dan nilai pribadinya untuk meyakinkan bahwa mereka berdasarkan prinsip dan kenyataan kita meski memeriksa kembali pusat hidup kita. Pusat kita adalah sumber Keamanan, Arahan, Kebijakan dan kekuatan kita.

     membuat seseorang atau sesuatu diluar kepentingan diri kita menempatkan diri kita pada nasib ayunansusunan hati, perilaku inkosistensi dan perubahan tidak terkendali dari kemujuran.menjadikan dirikita sebagai pusat adalah sangat terbatasi bagaikan orang orang yang mengembangkan kesehatan mental yang tidak baik dalam keterasingan. dengan memusatkan hidup kita pada prinsib yang benar kita menciptakan pondasi yang stabil dan soliduntuk pengembangan faktor daya dukung hidup.